This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Jumat, 09 Desember 2011

KONSEP HOLISTIC CARE, HOLISME DAN HUMANISME


KONSEP HOLISTIC CARE, HOLISME DAN HUMANISME
Klinik Keperawatan Terpadu HOLISTIC CARE merupakan klinik yang dikelola oleh Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Pembentukan klinik ini merupakan bagian dari program strategis pengembangan fakultas dalam upaya untuk mengembangkan terapi modalitas keperawatan dan menerapkan ilmu-ilmu keperawatan dalam bentuk pengabdian terhadap masyarakat dalam bidang kesehatan.

Pelayanan pada klinik HOLISTIC CARE didasarkan pada konsep keperawatan holistik yang meyakini bahwa penyakit yang dialami seseorang bukan saja merupakan masalah fisik yang hanya dapat diselesaikan dengan pemberian obat semata. Pelayanan keperawatan holistik memberikan pelayanan kesehatan dengan lebih memperhatikan keutuhan aspek kehidupan sebagai manusia yang meliputi kehidupan jasmani, mental, sosial dan spiritual yang saling mempengaruhi. Klinik ini tidak saja menawarkan pelayanan keperawatan dengan memanfaatkan teknologi perawatan moderen maupun beragam terapi alternatif ataupun komplementer, tetapi juga pelayanan konseling dan promosi kesehatan untuk semua tahapan usia.

Visi Klinik HOLISTIC CARE adalah menjadi Klinik Keperawatan terpadu sebagai klinik keperawatan yang terkemuka dengan standar nasional maupun internasional dan menjadi model dalam pelayanan keperawatan mandiri dengan pendekatan holistik dan memanfaatkan teknologi moderen dan terapi alternatif dan komplementer berdasarkan teori pembuktian klinis dan keahlian tim. Dengan visi tersebut, klinik ini memiliki misi mencegah timbulnya masalah kesehatan melalui promosi kesehatan dan deteksi dini masalah kesehatan, mengatasi berbagai masalah kesehatan melalui pemberian pelayanan keperawatan secara holistik dengan menggunakan teknologi perawatan moderen maupun alternatif dan komplementer serta memberikan dukungan untuk meningkatkan kemampuan adaptasi pasien dalam mengatasi masalah kesehatannya.

MOTO Klinik

C


Caring – Kami senantiasa mempertahankan pelayanan bernuansa caring

A


Accessible – Kami memberikan pelayanan yang terjangkau oleh semua lapisan masyarakat.

R


Research-based – Kami mengintergrasikan pembuktian klinis dengan keahlian kami dan pilihan klien dalam membuat keputusan kesehatan yant tepat bagi dirinya.

E


Empowerment – Kami memberikan informasi yang tepat bagi klien agar mampu memberdayakan dirinya dalam membuat keputusan yang tepat bagi kesehatannya.

Ragam Pelayanan Klinik

Klinik ini menyediakan berbagai pelayanan antara lain deteksi dini masalah-masalah kesehatan, pencegahan penyakit dan promosi kesehatan. Pelayanan deteksi dini meliputi:

1. gangguan tumbuh kembang anak,
2. deteksi dini diabetes,
3. osteoporosis,
4. kanker payudara,
5. perubahan visus dan kelainan buta warna,
6. penyakit lain yang dideteksi melalui Iridologi.

Pendidikan dan konseling kesehatan diberikan sesuai dengan masalah kesehatan yang dialami klien. Perawatan kesehatan diberikan pada klien yang memiliki berbagai masalah kesehatan antara lain:

1. perawatan luka dan stoma,
2. perawatan kaki diabetik dan luka diabetik.

Layanan perawatan kesehatan di rumah disediakan bagi klien yang memiliki berbagai masalah kesehatan seperti klien:

1. pasca stroke,
2. demensia,
3. lansia,
4. gangguan mental,
5. menggunakan alat-alat bantu kesehatan seperti sonde lambung dan kateter urin.

Terapi komplementer yang tersedia di klinik HOLISTIC CARE yaitu:

1. akupuntur kesehatan,
2. aroma terapi,
3. terapi relaksasi,
4. terapi herbal,
5. terapi hipnosis.


Sedangkan layanan konseling yang disediakan meliputi konseling:

1. Ibu hamil dan menyusui,
2. sexualitas remaja,
3. HIV/AIDS,
4. adaptasi terhadap penyakit-penyakit kronik seperti Diabetes Melitus,
5. pasca stroke,
6. hipertensi,
7. gagal Jantung,
8. gangguan mental.

Tim Ahli

Tim perawatan terdiri dari perawat-perawat profesional yang memiliki sertifikat keterampilan khusus dan berpengalaman di bidangnya masing-masing yang kesemuanya merupakan staf FIK-UI.

Fasilitas Klinik

Ruang klinik yang nyaman dengan air conditioner dan pelayanan yang ramah disiapkan bagi klien Klinik. Tersedia peralatan untuk mendeteksi masalah kesehatan secara cepat antara lain penggunaan iridologi, spygnomanometer, glukometer, pendeteksi osteoporosis, dan denver development assessment tool, serta berragam produk perawatan luka, stoma dan perawatan kaki diabetik. Ruang pendidikan kesehatan yang dilengkapi dengan audiovisual, poster dan brosur yang informatif untuk diberikan secara cuma-cuma kepada klien.

HOLISME

Holisme adalah nama yang diberikan kepada keyakinan bahwa adalah penting bahwa semua terkait erat. Holistik Sebuah melihat dirinya terus-menerus sebagai bagian dari keseluruhan dan menganggap yang lain (manusia, hewan, tumbuhan atau objek) sebagai yang lain aku. Holistik ini memandang pemisahan sebagai ilusi yang diciptakan oleh pikiran.

HUMANISTIK

”Humanisme" dipandang sebagai sebuah gagasan positif oleh kebanyakan orang. Humanisme mengingatkan kita akan gagasan-gagasan seperti kecintaan akan peri kemanusiaan, perdamaian, dan persaudaraan. Tetapi, makna filosofis dari humanisme jauh lebih signifikan: humanisme adalah cara berpikir bahwa mengemukakan konsep peri kemanusiaan sebagai fokus dan satu-satunya tujuan. Dengan kata lain, humanisme mengajak manusia berpaling dari Tuhan yang menciptakan mereka, dan hanya mementingkan keberadaan dan identitas mereka sendiri. Kamus umum mendefinisikan humanisme sebagai "sebuah sistem pemikiran yang berdasarkan pada berbagai nilai, karakteristik, dan tindak tanduk yang dipercaya terbaik bagi manusia, bukannya pada otoritas supernatural mana pun".

Namun, definisi paling jelas tentang humanisme dikemukakan oleh pendukungnya. Salah seorang juru bicara humanisme paling terkemuka di masa kini adalah Corliss Lamont. Dalam bukunya, Philosophy of Humanism, ia menulis:
Humanisme meyakini bahwa alam… merupakan jumlah total dari realitas, bahwa materi-energi dan bukan pikiran yang merupakan bahan pembentuk alam semesta, dan bahwa entitas supernatural sama sekali tidak ada. Ketidaknyataan supernatural ini pada tingkat manusia berarti bahwa manusia tidak memiliki jiwa supernatural dan abadi; dan pada tingkat alam semesta sebagai keseluruhan, bahwa kosmos kita tidak memiliki Tuhan yang supernatural dan abadi. Sebagaimana dapat kita lihat, humanisme nyaris identik dengan ateisme, dan fakta ini dengan bebas diakui oleh kaum humanis.
Terdapat dua manifesto penting yang diterbitkan oleh kaum humanis di abad yang lalu. Yang pertama dipublikasikan tahun 1933, dan ditandatangani oleh sebagian orang penting masa itu. Empat puluh tahun kemudian, di tahun 1973, manifesto humanis kedua dipublikasikan, menegaskan yang pertama, tetapi berisi beberapa tambahan yang berhubungan dengan berbagai perkembangan yang terjadi dalam pada itu. Ribuan pemikir, ilmuwan, penulis, dan praktisi media menandatangani manifesto kedua, yang didukung oleh Asosiasi Humanis Amerika yang masih sangat aktif.

Jika kita pelajari manifesto-manifesto itu, kita menemukan satu pondasi dasar pada masing-masingnya: dogma ateis bahwa alam semesta dan manusia tidak diciptakan tetapi ada secara bebas, bahwa manusia tidak bertanggung jawab kepada otoritas lain apa pun selain dirinya, dan bahwa kepercayaan kepada Tuhan menghambat perkembangan pribadi dan masyarakat. Misalnya, enam pasal pertama dari Manifesto Humanis adalah sebagai berikut:
Pertama: Humanis religius memandang alam semesta ada dengan sendirinya dan tidak diciptakan.
Kedua: Humanisme percaya bahwa manusia adalah bagian dari alam dan bahwa dia muncul sebagai hasil dari proses yang berkelanjutan.
Ketiga: Dengan memegang pandangan hidup organik, humanis menemukan bahwa dualisme tradisional tentang pikiran dan jasad harus ditolak.
Keempat: Humanisme mengakui bahwa budaya religius dan peradaban manusia, sebagaimana digambarkan dengan jelas oleh antropologi dan sejarah, merupakan produk dari suatu perkembangan bertahap karena interaksinya dengan lingkungan alam dan warisan sosialnya. Individu yang lahir di dalam suatu budaya tertentu sebagian besar dibentuk oleh budaya tersebut.
Kelima: Humanisme menyatakan bahwa sifat alam semesta digambarkan oleh sains modern membuat jaminan supernatural atau kosmik apa pun bagi nilai-nilai manusia tidak dapat diterima…
Keenam: Kita yakin bahwa waktu telah berlalu bagi teisme, deisme, modernisme, dan beberapa macam “pemikiran baru”.

Pada pasal-pasal di atas, kita melihat ekspresi dari sebuah filsafat umum yang mewujudkan dirinya di bawah nama materialisme, Darwinisme, ateisme, dan agnotisisme. Pada pasal pertama, dogma materialis tentang keberadaan abadi alam semesta dikemukakan. Pasal kedua menyatakan, sebagaimana dinyatakan teori evolusi, bahwa manusia tidak diciptakan. Pasal ketiga menyangkal keberadaan jiwa manusia dengan mengklaim bahwa manusia terbentuk dari materi. Pasal keempat mengajukan sebuah “evolusi budaya” dan menyangkal keberadaan sifat manusia yang sudah ditakdirkan oleh Tuhan (sifat istimewa manusia yang diberikan pada penciptaan). Pasal kelima menolak kekuasaan Tuhan atas alam semesta dan manusia, dan yang keenam menyatakan bahwa telah tiba waktunya untuk menolak "teisme", yakni kepercayaan pada Tuhan.



KONSEP HOLISTIC CARE, HOLISME DAN HUMANISME



Klinik Keperawatan Terpadu HOLISTIC CARE merupakan klinik yang dikelola oleh Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Pembentukan klinik ini merupakan bagian dari program strategis pengembangan fakultas dalam upaya untuk mengembangkan terapi modalitas keperawatan dan menerapkan ilmu-ilmu keperawatan dalam bentuk pengabdian terhadap masyarakat dalam bidang kesehatan.

Pelayanan pada klinik HOLISTIC CARE didasarkan pada konsep keperawatan holistik yang meyakini bahwa penyakit yang dialami seseorang bukan saja merupakan masalah fisik yang hanya dapat diselesaikan dengan pemberian obat semata. Pelayanan keperawatan holistik memberikan pelayanan kesehatan dengan lebih memperhatikan keutuhan aspek kehidupan sebagai manusia yang meliputi kehidupan jasmani, mental, sosial dan spiritual yang saling mempengaruhi. Klinik ini tidak saja menawarkan pelayanan keperawatan dengan memanfaatkan teknologi perawatan moderen maupun beragam terapi alternatif ataupun komplementer, tetapi juga pelayanan konseling dan promosi kesehatan untuk semua tahapan usia.

Visi Klinik HOLISTIC CARE adalah menjadi Klinik Keperawatan terpadu sebagai klinik keperawatan yang terkemuka dengan standar nasional maupun internasional dan menjadi model dalam pelayanan keperawatan mandiri dengan pendekatan holistik dan memanfaatkan teknologi moderen dan terapi alternatif dan komplementer berdasarkan teori pembuktian klinis dan keahlian tim. Dengan visi tersebut, klinik ini memiliki misi mencegah timbulnya masalah kesehatan melalui promosi kesehatan dan deteksi dini masalah kesehatan, mengatasi berbagai masalah kesehatan melalui pemberian pelayanan keperawatan secara holistik dengan menggunakan teknologi perawatan moderen maupun alternatif dan komplementer serta memberikan dukungan untuk meningkatkan kemampuan adaptasi pasien dalam mengatasi masalah kesehatannya.

MOTO Klinik

C


Caring – Kami senantiasa mempertahankan pelayanan bernuansa caring

A


Accessible – Kami memberikan pelayanan yang terjangkau oleh semua lapisan masyarakat.

R


Research-based – Kami mengintergrasikan pembuktian klinis dengan keahlian kami dan pilihan klien dalam membuat keputusan kesehatan yant tepat bagi dirinya.

E


Empowerment – Kami memberikan informasi yang tepat bagi klien agar mampu memberdayakan dirinya dalam membuat keputusan yang tepat bagi kesehatannya.

Ragam Pelayanan Klinik

Klinik ini menyediakan berbagai pelayanan antara lain deteksi dini masalah-masalah kesehatan, pencegahan penyakit dan promosi kesehatan. Pelayanan deteksi dini meliputi:

1. gangguan tumbuh kembang anak,
2. deteksi dini diabetes,
3. osteoporosis,
4. kanker payudara,
5. perubahan visus dan kelainan buta warna,
6. penyakit lain yang dideteksi melalui Iridologi.

Pendidikan dan konseling kesehatan diberikan sesuai dengan masalah kesehatan yang dialami klien. Perawatan kesehatan diberikan pada klien yang memiliki berbagai masalah kesehatan antara lain:

1. perawatan luka dan stoma,
2. perawatan kaki diabetik dan luka diabetik.

Layanan perawatan kesehatan di rumah disediakan bagi klien yang memiliki berbagai masalah kesehatan seperti klien:

1. pasca stroke,
2. demensia,
3. lansia,
4. gangguan mental,
5. menggunakan alat-alat bantu kesehatan seperti sonde lambung dan kateter urin.

Terapi komplementer yang tersedia di klinik HOLISTIC CARE yaitu:

1. akupuntur kesehatan,
2. aroma terapi,
3. terapi relaksasi,
4. terapi herbal,
5. terapi hipnosis.


Sedangkan layanan konseling yang disediakan meliputi konseling:

1. Ibu hamil dan menyusui,
2. sexualitas remaja,
3. HIV/AIDS,
4. adaptasi terhadap penyakit-penyakit kronik seperti Diabetes Melitus,
5. pasca stroke,
6. hipertensi,
7. gagal Jantung,
8. gangguan mental.

Tim Ahli

Tim perawatan terdiri dari perawat-perawat profesional yang memiliki sertifikat keterampilan khusus dan berpengalaman di bidangnya masing-masing yang kesemuanya merupakan staf FIK-UI.

Fasilitas Klinik

Ruang klinik yang nyaman dengan air conditioner dan pelayanan yang ramah disiapkan bagi klien Klinik. Tersedia peralatan untuk mendeteksi masalah kesehatan secara cepat antara lain penggunaan iridologi, spygnomanometer, glukometer, pendeteksi osteoporosis, dan denver development assessment tool, serta berragam produk perawatan luka, stoma dan perawatan kaki diabetik. Ruang pendidikan kesehatan yang dilengkapi dengan audiovisual, poster dan brosur yang informatif untuk diberikan secara cuma-cuma kepada klien.

HOLISME

Holisme adalah nama yang diberikan kepada keyakinan bahwa adalah penting bahwa semua terkait erat. Holistik Sebuah melihat dirinya terus-menerus sebagai bagian dari keseluruhan dan menganggap yang lain (manusia, hewan, tumbuhan atau objek) sebagai yang lain aku. Holistik ini memandang pemisahan sebagai ilusi yang diciptakan oleh pikiran.

HUMANISTIK

”Humanisme" dipandang sebagai sebuah gagasan positif oleh kebanyakan orang. Humanisme mengingatkan kita akan gagasan-gagasan seperti kecintaan akan peri kemanusiaan, perdamaian, dan persaudaraan. Tetapi, makna filosofis dari humanisme jauh lebih signifikan: humanisme adalah cara berpikir bahwa mengemukakan konsep peri kemanusiaan sebagai fokus dan satu-satunya tujuan. Dengan kata lain, humanisme mengajak manusia berpaling dari Tuhan yang menciptakan mereka, dan hanya mementingkan keberadaan dan identitas mereka sendiri. Kamus umum mendefinisikan humanisme sebagai "sebuah sistem pemikiran yang berdasarkan pada berbagai nilai, karakteristik, dan tindak tanduk yang dipercaya terbaik bagi manusia, bukannya pada otoritas supernatural mana pun".

Namun, definisi paling jelas tentang humanisme dikemukakan oleh pendukungnya. Salah seorang juru bicara humanisme paling terkemuka di masa kini adalah Corliss Lamont. Dalam bukunya, Philosophy of Humanism, ia menulis:
Humanisme meyakini bahwa alam… merupakan jumlah total dari realitas, bahwa materi-energi dan bukan pikiran yang merupakan bahan pembentuk alam semesta, dan bahwa entitas supernatural sama sekali tidak ada. Ketidaknyataan supernatural ini pada tingkat manusia berarti bahwa manusia tidak memiliki jiwa supernatural dan abadi; dan pada tingkat alam semesta sebagai keseluruhan, bahwa kosmos kita tidak memiliki Tuhan yang supernatural dan abadi. Sebagaimana dapat kita lihat, humanisme nyaris identik dengan ateisme, dan fakta ini dengan bebas diakui oleh kaum humanis.
Terdapat dua manifesto penting yang diterbitkan oleh kaum humanis di abad yang lalu. Yang pertama dipublikasikan tahun 1933, dan ditandatangani oleh sebagian orang penting masa itu. Empat puluh tahun kemudian, di tahun 1973, manifesto humanis kedua dipublikasikan, menegaskan yang pertama, tetapi berisi beberapa tambahan yang berhubungan dengan berbagai perkembangan yang terjadi dalam pada itu. Ribuan pemikir, ilmuwan, penulis, dan praktisi media menandatangani manifesto kedua, yang didukung oleh Asosiasi Humanis Amerika yang masih sangat aktif.

Jika kita pelajari manifesto-manifesto itu, kita menemukan satu pondasi dasar pada masing-masingnya: dogma ateis bahwa alam semesta dan manusia tidak diciptakan tetapi ada secara bebas, bahwa manusia tidak bertanggung jawab kepada otoritas lain apa pun selain dirinya, dan bahwa kepercayaan kepada Tuhan menghambat perkembangan pribadi dan masyarakat. Misalnya, enam pasal pertama dari Manifesto Humanis adalah sebagai berikut:
Pertama: Humanis religius memandang alam semesta ada dengan sendirinya dan tidak diciptakan.
Kedua: Humanisme percaya bahwa manusia adalah bagian dari alam dan bahwa dia muncul sebagai hasil dari proses yang berkelanjutan.
Ketiga: Dengan memegang pandangan hidup organik, humanis menemukan bahwa dualisme tradisional tentang pikiran dan jasad harus ditolak.
Keempat: Humanisme mengakui bahwa budaya religius dan peradaban manusia, sebagaimana digambarkan dengan jelas oleh antropologi dan sejarah, merupakan produk dari suatu perkembangan bertahap karena interaksinya dengan lingkungan alam dan warisan sosialnya. Individu yang lahir di dalam suatu budaya tertentu sebagian besar dibentuk oleh budaya tersebut.
Kelima: Humanisme menyatakan bahwa sifat alam semesta digambarkan oleh sains modern membuat jaminan supernatural atau kosmik apa pun bagi nilai-nilai manusia tidak dapat diterima…
Keenam: Kita yakin bahwa waktu telah berlalu bagi teisme, deisme, modernisme, dan beberapa macam “pemikiran baru”.

Pada pasal-pasal di atas, kita melihat ekspresi dari sebuah filsafat umum yang mewujudkan dirinya di bawah nama materialisme, Darwinisme, ateisme, dan agnotisisme. Pada pasal pertama, dogma materialis tentang keberadaan abadi alam semesta dikemukakan. Pasal kedua menyatakan, sebagaimana dinyatakan teori evolusi, bahwa manusia tidak diciptakan. Pasal ketiga menyangkal keberadaan jiwa manusia dengan mengklaim bahwa manusia terbentuk dari materi. Pasal keempat mengajukan sebuah “evolusi budaya” dan menyangkal keberadaan sifat manusia yang sudah ditakdirkan oleh Tuhan (sifat istimewa manusia yang diberikan pada penciptaan). Pasal kelima menolak kekuasaan Tuhan atas alam semesta dan manusia, dan yang keenam menyatakan bahwa telah tiba waktunya untuk menolak "teisme", yakni kepercayaan pada Tuhan.

Minggu, 16 Oktober 2011

KONSEP DASAR ETIKA KEPERAWATAN

KONSEP DASAR ETIKA PROFESI KEPERAWATAN
PENGERTIAN
Etika Yunani Ethos : Adat istiadat / kebiasaan
1. Menurut Araskar dan David (1978) : ” kebiasaaan ”. ”model prilaku” atau standar yang diharapkan dan kriteria tertentu untuk suatu tindakan.
2. Curtin : Etika mrpx suatu disiplin ilmu yg diawali dgn mengidentifikasi, mengorganisasi, menganalisis & memutuskan perilaku Mc dng menrpx prinsip2 u/ mendeterminasi perilaku yg baik terhdp suatu situasi yg dihadapi.
3. Etika merupakan prinsip yang menyangkut benar dan salah, baik dan buruk dalam hubungan dengan orang lain.
4. Etika merupakan studi tentang perilaku, karakter dan motif yang baik serta ditekankan pada penetapan apa yang baik dan berharga bagi semua orang.
5. Penggunaan istilah etika sekarang ini banyak diartikan sebagai motif atau dorongan yang mempengaruhi prilaku. (Dra. Hj. Mimin Emi Suhaemi. 20

etika


mendeskripsikan suatu pola atau cara hidup
etika merefleksikan sifat, prinsip dan standar seseorang yang mempengaruhi perilaku profesional.
Cara hidup moral perawat telah dideskripsikan sebagai etika keperawatan.
DASAR ETIKA KEPERAWATAN
1. Abad XIX Florence Nightingale: “bagaimana perawat harus berperilaku “
2. Thn 1903 : Hamotan Robb : “etika keperawatan untuk RS”
3. THN 1550, Ana “Kode Etik Profesi Kperawatan”
Etika keperawatan ad/ Filsafat yg mengarahx TJ moral yg yg mendasari praktik keperawatan
Etika keperawatan Ad/ kerangka berpikir bagi Perawat dlm membt keputusn, berTJ pd masy, anggota tim Kes lainya & pd profesinya
Etika profesi keperawatan merupakan alat ukur perilaku moral dlm keperawatan
Organisasi profesi dpt meletakan kerangka berpikir perawat untuk mengambil keputusan dan bertanggungjawab kepada masyarakat, anggota tim Kes lainya dan kepada profesi ( ANA,1976)
Membina kepercayaan perawat - klien, sesama perawatan, masyarakat - profesi perawat.
Tujuan Etika Keperawatan :
- Mengenal dan mengidentifikasi unur-unsur moral dalam praktik keperawatan
- Membentuk strategi atw utk menganalisa mslh-mslh moral yg trjd dlm praktik KeperawAtan
- Menghubungkan prinsip2 moral/pelajaran yg baik yg dapat dipertanggungjawabkan pd diri sndr, kelg, masy & kpd Tuhan sesuai dgn kepercayaannya.
Persepsi berbeda dari keluarga & klien terhadap perawa
- Penyakit klien
- Kurangnya informasi teknis
- Regresi yg disbabkan o/ rasa sakit & pendereritaan
- Lingkungan yg tidak dikenal
-
Peran perawat sbg pelindung : etika keperawatan.
ETIKA KEPERAWATAN SEBAGAI LANDASAN PENGEMBANGAN SIKAP PERAWAT PROFESIONAL
Pendahuluan
Mempunyai kontrak sosial dengan masyarakat  ada kepercayan
Profesi meningkatkan mutu pelayanan  ilmu pengetahuan, kemampuan tehnikal, hubungan antar manusia dan berpedoman pada kode Etik Profesi Keperawatan
Pengetahuan perawat diperoleh melalui pengalaman pribadi & emosional dgn org lain & ikut terlibat dlm mslh moral mereka ( Cooper ,1991)
Etika keperawatan dihubx. Dgn hub. Antar masyarakat & dgn karakter serta sikap perawat terhadap org lain.
Etika keperawatan : mengarahkan prwt u/menjd sensitif pd stp situasi & u/ memberix respon b’dsrx pengetahuan teknis & moral, integritas pribadi & rasa kasih.
Prinsip-prinsip moral dalam praktek Keperawatan.
Fungsinya : membuat secara spesifik apakah suatu tindakan di larang, diperlukan atau di izinkan dalam suatu keadaan.
Prinsip Moral yang sering di gunakan dalam keperawatan ( Johnstone, 1989, Baird et,at 1991 )
1. Autonomi (Otonomi)
2. Beneficience (berbuat baik)
3. Justice (keadilan)
4. Confidentiality (kerahasiaan)
5. Veracity(kejujuran)
6. Avoiding Killing (tidak merugikan)
7. Fidelity (menepati janji)
8. Akuntabilitas

“Antonomy” (otonomi)

Kemampuan untuk menentukan sendiri atau mengatur diri sendiri
 Menghargai


Melibatkan pasien dalam membuat keputusan yang berhubungan dengan Asuhan Keperawatan
Beberapa tindakan yang tidak mempertahankan otonomi
-Melakukan tindakan tanpa informasi sebelumnya.
-Melakukan sesuatu tanpa informasi yang relevan yang penting di ketahui pasien dalam membuat suatu pilihan.
-Tidak memmberikan referensi yang lengkap walaupun pasien menghendaki informasi tersebut.
-Memaksa pasien memberi informasi.
Tugas perawat berkaitan dengan upaya menghargai otonomi adalah :
1. Membantu dan membangkitkan
2. kemampuan pasien dalam mengambil keputusan
3. Mengsupport hak pasien Informed Concend
4. Arahan yang sifatnya Advance
5. ukungan keputusan pasien yang cakap
Hambatan Pelaksanaan Otonomi Pasien
Perawat/tim bukan profesional
Perawat/tim dominan dalam mengambil
Keputusan
Pasien tidak tahu haknya.
B. “Beneficience”
Prinsip untuk melakukan yang baik dan tidak merugikan orang lain (kemurahan hati)
Prinsip kemurahan hati adalah :
Menghilangkan kondisi-kondisi yang sangat merugikan
Mencegah kerugian/kerusakan/kesalahan.
Berbuat baik.
Normaleaficence
Tindakan menghindarkan kerusakan/kerugian/kejahatan
Prinsip ---- Mengindikasikan bahwa individu secara moral di haruskan untuk menghindari yang merugikan orang lain.
Tanpa memberikan kerusakan
C. “Justice” (Keadilan)
Prinsip moral untuk berlaku adil bagi semua individu  setiap individu mendapat tindakan yang sama/konstribusi yang sama
Agar Justice tetap dilaksanakan, perlu :
1. Kontrak dengan klien
2. Kebutuhan individu
3. Upaya/usaha individu
4. Kemapuan membayar pasien
5. Konstribusi sosial.
D. Veracity
Merupakan suatu kewajiban untuk mengatakan yang sebenarnya atau untuk tidak membohongi orang lain/pasien :
-Kebenaran adalah hal yang sangat pundamental dalam membangun hubungan dengan orang lain.
-Informasi tidak menyenangkan membuat depresi & ketakutan. Perawat mempersiapkan dengan baik untuk mengantisipasi reaksi pasien.
-Pasien yang mengalami kanker pun ingin diberitahukan yang sebenarnya tentang kondisinya ( Yeatch Dalam Baird 1991 )
-15 -25 % dari pasien menolak tentang keadaan penyakitnya (Bok dalam Gillis 1991)
Fase awal pasien menolak tentang penyakitnya ( Rose 1969)
E. “Avoiding Killing”
Menekankan kewajiban perawat untuk menghargai kehidupan manusia, tidak membunuh atau mengakhiri kehidupan.
- Bila Kewajiban perawat melakukan hal-hal yang menguntungkan bagi pasien (Beneficience) haruslah perawat membantu pasien mengatasi penderitaannya atau mempercepat kematian.
-  Perawat menghargai eksistensi kemanusiaan, mempunyai konsekwensi untuk melindungi dan mempertahankan kehidupan dengan berbagai cara.
F. “Fidelity”
Menjelaskan kewajiban perawat untuk tetap setia pada komitmennya
Kewajiban mempertahankan hubungan salin percaya antara perawat dan pasien
* Menepati janji
* Menyimpan rahasia
* Caring
Caring” sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan diri.
“Caring” dalam askep :
• Menjalin hubungan saling percaya antara perawt dengan pasien
• Memberi Penghargaan pada pasien
• Meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah bagi pasien.
• Memberi kebebasan melakukan ibadah
• Membuat pasien sejahtera
G.“Confidenciality”

Upaya merahasiakan informasi yang sifatnya rahasia bagi pasien untuk menjaga privasi pasien  prinsip etik yang mendasar.

Misal : Data – Pasien
* Menghindarkan diri mendiskusikan kondisi pasien dengan orang yang tidak terkait.
H. Akuntabilitas (Accountability)
Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan seorang profesional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.

Rabu, 05 Oktober 2011

makalah sejarah keperawatan internasional

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan tepat pada waktunya.Banyak rintangan dan hambatan yang kami hadapi dalam penyusunan makalah ini. Namun berkat bantuan dan dukungan dari teman-teman serta bimbingan dari dosen pembimbing (bpk. Windu Santoso, M.Kep), sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini.
Dengan adanya makalah ini di harapkan dapat membantu dalam proses pembelajaran dan dapat menambah pengetahuan para pembaca. Penulis juga tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan dan doa.
Tidak lupa pula kami mengharap kritik dan saran untuk memperbaiki makalah kami ini, di karenakan banyak kekurangan dalam mengerjakan makalah ini.

Mojokerto , 05 Oktober 2011.


Penyusun.
BAB I
PENDAHULUAN.
A. Latar belakang Masalah.
Keperawatan merupakan suatu bentuk layanan kesehatan professional yang merupakan bagian integral dari layanan kesehatan yang berdasarkan pada ilmu dan etika keperawatan. Keperawatan sebagai bagian intergral dari pelayanan kesehatan, ikut menentukan menentukan mutu dari pelayanan kesehatan. Tenaga keperawatan secara keseluruhan jumlahnya mendominasi tenaga kesehatan yang ada, dimana keperawatan memberikan konstribusi yang unik terhadap bentuk pelayanan kesehatan sebagai satu kesatuan yang relatif, berkelanjutan, koordinatif dan advokatif. Keperawatan sebagai suatu profesi menekankan kepada bentuk pelayanan professional yang sesuai dengan standart dengan memperhatikan kaidah etik dan moral sehingga pelayanan yang diberikan dapat diterima oleh masyarakat dengan baik lanjut. Di sisi lain , banyak dari perawat-perawat sekarang kurang mengetahui tentang sejarah keperawatan baik nasional maupun internasional . Sehingga mereka kurang mengerti dan memahami sejarah dari profesi yang sedang mereka geluti saat ini.
B. Tujuan.
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui bagaimana sejarah keperawatan internasional,
2. Mengetahui bagaimana hubungan dari sejarah keperawatan yang ada dengan keperawatan saat ini.
C. Metode Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini terdiri dari 3 bab utama. Bab I berisi tentang latar belakang, tujuan penulisan , dan metode penulisan makalah ini. Bab II merupakan bagian yang berisi penjelasan tentang tinjauan pustaka, yang membahas materi/pokok bahasan. Bab III merupakan bagian terakhir yang berisi kesimpulan dan saran.
BAB II
PEMBAHASAN.
A. Sejarah Keperawatan Internasional
Keperawatan sebagai suatu pekerjaan sudah ada sejak manusia ada di bumi ini, meskipun provesi keperawatan sering di sebut sebagai asisten dokter ,tapi anggapan itu tidak selalu benar karena keperawatan terus berkembang sesuai dengan kemajuan peradaban teknologi dan kebudayaan. Konsep keperawatan dari abad ke abad terus berkembang, berikut adalah perkembangan keperawatan di dunia.

1. Sejak zaman manusia.
itu diciptakan (manusia itu ada)/Zaman Purba
Pada dasarnya manusia diciptakan telah memiliki naluri untuk merawat diri sendiri sebagaimana tercermin pada seorang ibu.Perawat harus memiliki naluri keibuan (mother instinct).tapi pada zaman purbaorang masih percaya pada sesuatu tentang adanya kekuatan mistis yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia, kepercayaan mereka ini dikenal dengan nama animisme, di mana seseorang yang sakit dapat disebabkan karena kekuatan alam atau pengaruh kekuatan gaib sehingga timbul keyakinan bahwa jiwa yang jahat akan dapat menimbulkan kesakitan dan jiwa yang sehat dapat menimbulkan kesehatan atau kesejahteraan. Pada saat itu peran perawat bisa di samakan dengan dengan dukun karena meraka mengusir roh-roh agar penyakit tersebut bisa di sembuhkan. Setelah itu perkembangan keperawatan terus berubah dengan adanya diakones dan philantrop yang merupakan suatu kelompok wanita tua dan janda yang membantu pendeta dalam merawat orang sakit serta kelompok kasih sayang yang anggotanya menjauhkan diri dari keramaian dunia(mengasingkan diri) dan hidupnya ditujukan untuk merawat orang-orang yang sakit sehingga akhirnya berkembanglah rumah-rumah perawatan dan akhirnya mulailah awal perkembangan ilmu keperawatan.

2. Zaman keagamaan
pada zaman ini semua penyakit di anggap berasal dari dosa-dosa si penderita karena perbuatan-perbuatannya sehingga dia mendapatkan murka. Pusat perawatan pada zaman ini adalah tempat-tempat ibadah, sehingga pada waktu itu pemimpin agama dapat disebut sebagai tabib yang mengobati pasien karena ada anggapan yang mampu mengobati adalah pemimpin agama sedangkan pada waktu itu perawat dianggap sebagai budak yang hanya membantu dan bekerja atas perintah pemimpin agama.

3. Zaman masehi
pada zaman masehi Keperawatan dimulai pada saat perkembangan agama Nasrani, di mana pada saat itu banyak membentuk diakones (deaconesses), dan para wanita bertugas untuk merawat oarng yang sakit sedangkan orang alaki-laki bertugas mengubur mayat jika mereka meninggal, sehingga pada saat itu berdirilah rumah sakit di Roma seperti Monastic Hospital. Pada saat itu rumah sakit di gunakan sebagai tempat merawat orang sakit,orang cacat,miskin dan yatim piatu. Pada saat itu juga di daratan benua Asia, khususnya di Timur Tengah, perkembangan keperawatan mulai maju seiring dengan perkembangan agama Islam. Keberhasilan Nabi Muhammad SAW dalam menyebarkan agama islam di ikuti dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi seperti ilmu pasti, kimia, kesehatan dan obat-obatan. Sebagaimana dalam AlQuran di tuliskan pentingnya menjaga kebersihan diri, makanan, lingkungan dan lain-lain. Perkembangan tersebut telah melahirkan tokoh Islam dalam keperawatan yang di kenal dengan nama Rufaidah.

4. Zaman permulaan abad 21
Pada permulaan abad ini perkembangan keperawatan berubah, tidak lagi dikaitkan dengan faktor keagamaan atau doktrin-doktrin dinamisme atau animisme akan tetapi berubah kepada faktor kekuasaan, mengingat pada masa itu adalah masa perang dan terjadi eksplorasi alam sehingga pesatlah perkembangan pengetahuan. Pada masa itu tempat ibadah yang dahulu digunakan untuk merawat sakit tidak lagi digunakan kembali.

5. Zaman sebelum perang dunia kedua
Pada masa perang dunia kedua ini timbul prinsip rasa cinta/ kepedulian sesama manusia di mana saling membantu sesama manusia saling membutuhkan. Pada masa sebelum perang dunia kedua ini tokoh keperawatan Florence Nightingale (1820-1910) menyadari adanya pentingnya suatu sekolah untuk mendidik para perawat, ia memiliki pandangan bahwa dalam mengembangkan keperawatan perlu dipersiapkan pendidikan bagi perawat, ketentuan jam kerja perawat dan mempertimbangkan pendapat perawat. Usaha Florence adalah dengan menetapkan struktur dasar di pendidikan perawat diantaranya mendirikan sekolah perawat mnetapkan tujuan pendidikan perawat serta menetapkan pengetahuan yang harus di miliki para calon perawat. Florence dalam merintis profesi keperawatan diawali dengan membantu para korban akibat perang krim (1854 - 1856) antara Roma dan Turki yang dirawat di sebuah barak rumah sakit (scutori) yang akhirnya kemudian mendirikan sebuah rumah sakit dengan nama rumah sakit Thomas di London dan juga mendirikan sekolah perawatan yang di beri nama Nightingale Nursing School.

6. Masa selama perang dunia kedua
Selama masa selama perang ini timbul tekanan bagi dunia pengetahuan dalam penerapan teknologi akibat penderitaan yang panjang sehingga perlu meningkatkan diri dalam tindakan perawat mengingat penyakit dan korban perang yang beraneka ragam.
7. Masa pascaperang dunia dua
Masa ini masih berdampak bagi masyarakat seperti adanya penderitaan yang panjang akibat perang dunia kedua, dan tuntutan perawat untuk meningkatkan masyarakat sejahtera semakin pesat. Sebagai contoh di Amerika, perkembangan keperawatan pada masa itu diawali adanya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan, pertambahan penduduk yang relatif tinggi sehingga menimbulkan masalah baru dalam pelayanan kesehatan, pertumbuhan ekonomi yang mempengaruhi pola tingkah laku individu, adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran dengan diawali adanya penemuan-penemuan obat-obatan atau cara-cara untuk memberikan penyembuhan dengan segala cara bagi pasien. Pada masa itu perekembangan perawat di mulai dengan adanya sifat pekerjaan yang semula bersifat individu bergeser ke arah pekerjaan yang bersifat tim. Pada tahun 1948 perawat di akui sebagai profesi sehingga pada saat itu pula terjadi perhatian dalam pemberian penghargaan pada perawat atas tangung jawabnya dalam tugas.

8. Periode tahun 1950
Pada masa itu keperawatan sudah mulai menunjukkan perkembangan khususnya penataan pada sistem pendidikan. Hal tersebut terbukti di negara Amerika sudah dimulai pendidikan setingkat master dan doktoral. setelah itu penerapan proses keperawatan sudah mulai dikembangkan dengan memberikan pengertian bahwa perawatan adalah suatu proses, yang dimulai dari pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.


keperawatan pada Beberapa Bangsa dan Negara

a.Mesir.
Bangsa mesir pada zaman purba mempercayai bahwa dewa Isis yang memberikan penyakit dan memberikan pertolongan (kesembuhan)pada manusia. Kuil merupakan rumah sakit pertama di mesir
Ketabiban
Bangsa mesir telah mengenal ilmu bedah sejak zaman purba(± 4800 SM). Dalam menjalankan tugasnya sebagai tabib ,ia
menggunakan bidai (spalk), alat-alat pembalut, ia mempunyai pengetahuan
tentang anatomi, Hygienr umum serta tentang obat-obatan. Didalam buku-buku
tertulis dalam kitab Papyrus didalamnya memuat kurang lebih 700 macam resep obat-obatan dari Mesir.
b. Babylon dan syiria
pada 680 SM orang telah mengetahui cara menahan darah yang keluar dari hidung dan merawat jerawant pada muka.
Bangsa Babylon menyembah dewa,mereka menganggap perawatan atau pengobatan
berdasarkan kepercayaan tersebut.
c . Yahudi kuno
Ilmu pengetahuan bangsa Yahudi banyak di peroleh dari bangsa Mesir.

d . Tiongkok
Bangsa Tiongkok telah mengenal penyakit kelamin diantaranya gonorhoea
dan syphilis. Pencacaran juga telah dilakukan sejak 1000 SM ilmu urut dan
psikoterapi.
Orang-orang yang terkenal dalam ketabiban :
1.Seng Lung Dikenal sebagai "Bapak Pengobatan, yang ahli penyakit dalam
dan telah menggunakan obat-obat dari tumbuh-tumbuhan dan mineral
(garam-garaman). Semboyannya yang terkenal adalah Lihat, Dengar,
Tanya, Rasa.
2.Chang Chung Ching ± 200 Sm telah mengerjakan lavement dengan
menggunakan bamboo.
e . Yunani
Bangsa Yunani zaman purba memuja dan memuliakan banyak dewa
(polytheisme). dewa yang terkenal adalah dewa yang dianggap sebagai dewa
pengobatan putri dan dewa yang bernama hygiene sebagai Dewi kesehatan, maka
timbullah perkataan higyene. Untuk pemujaan terhadap para dewa didirikan kuil
(1134 SM) yang juga berfungsi sebagai pengobatan orang sakit dan perawatan
dikerjakan oleh para budak-budak.
Orang-orang ternama dalam ketabiban antara lain:
1. Hippocrates (hidup ± 400 SM) adalah
bapak pengobatan
2. Plato ahli filsafat Yunani, otak sebagai pusat kesadaran
3. Aristoteles ahli filsafat, ahli jiwa dan ilmu hayat.
G. Roma
Rumah sakit Roma zaman purba di sebut valentrumdinari Roma yang
terdapat di swiss ditemukan alat-alat perawatan ex. Peralatan untuk huknah pot-
pot tempat selep. Juga ditemukan instrument untuk keperluan pembedahan ex :
pisau, pincet, klem arteri, speculum. Tokoh terkenal Julius Caesar (101-44 SM).
Seorang wali Negara yang pertama-tama mengakui guru-guru hygiene dan
menganjurkan tentang kesehatan dan kebersihan.

H. Irlandia
Ilmu Pengetahuan tentang pengobatan telah lama diketahui SM. Pada abad ke 3 Seorang putri raja bernama Macha mendirikan rumah sakit untuk orang-orang miskin yang sakit. Nama RS tersebut Broin Beargh à : rumah kesusahan
I. Amerika
Antara revolusi Amerika dan Perang Sipil, keperawatan di Amerika
mungkin dapat disejajarkan dengan keperawtan di Eropa. Rumah sakit umum
yang awal didirikan dalam koloni termasuk Philadelphia Almshouse dan Belleuveu
Hospital di New York. “Rumah sakit” yang awal didirikan ini memberikan
perawatan bagi orang yang sakit, fakir miskin, gila, lemah, tahanan, dan anak
yatim piatu. Pemberi perawatan atau pemberi layanan digambarkan sebagai orang
miskin atau tahanan yang sering mabuk.
Pada tahun 1639, Augustinian Sisters bermigrasi ke Kanada dan membangun rumah sakit pertama, Hotel Dieu, di Quebec city. Pada tahun 1809 di Amerika Serikat, Bunda Elizabeth Seton mendirikan perkumpulan Sisters of Charity of St. Joseph yang pertama di Amerika, tepatnya di Maryland . membangun rumah sakit di New Orleans, Chicago, dan San Fransisco.
Perkumpulan religious dari gereja protestan, termasuk Episcopal Sisterhood of
Holy Communiond a n English Lutheran Church, juga membangun rumah sakit
dan memberikan asuhan keperawatan.


C. Dampak Sejarah Terhadap Profil Perawat Indonesia
pada saat ini muncul anggapan di masyarakat yang menyebut perawat sebagai pembantu dokter. Karena anggapan tersebut, peran dan posisi perawat di masyarakat semakin termarjinalkan. Kondisi semacam ini telah membentuk karakter dalam diri perawat yang pada akhirnya berpengaruh pada profesi keperawatan secara umum. Perawat menjadi sosok tenaga kesehatan yang tidak mempunyai kejelasan wewenang atau ruang lingkup. tugas perawat hanya membantu pekerjaan dokter. Perawat tidak diakui sebagai suatu profesi, melainkan pekerjaan di bidang kesehatan yang aktivitasnya bukan didasarkan atas ilmu, tetapi atas perintah/instruksi dokter—sebuah rutinitas belaka. Pada akhirnya, timbul sikap manut perawat terhadap dokter.
Dampak lain yang tidak kalah penting adalah berkembangnya perilaku profesional yang keliru dari diri perawat. Ada sebagian perawat yang menjalankan praktik pengobatan yang sebenarnya merupakan kewenangan dokter. Realitas seperti ini sering kita temui di masyarakat. Uniknya, sebutan untuk perawat pun beragam. Perawat laki-laki biasa disebut mantri, sedangkan perawat perempuan disebut suster. ini terjadi karena perawat sering kali diposisikan sebagai pembantu dokter. Akibatnya, perawat terbiasa bekerja layaknya seorang dokter, padahal lingkup kewenangan kedua profesi ini berbeda.
Tidak menutup kemungkinan, fenomena seperti ini masih terus berlangsung hingga kini. Hal ini tentunya akan menghambat upaya pengembangan keperawatan menjadi profesi kesehatan yang profesional.
Jika kita cermati lebih jauh, hal yang berlaku justru sebaliknya. Dokter seharusnya merupakan bagian dari perawatan klien. Seperti kita ketahui, perawat merupakan tenaga kesehatan yang paling sering dan paling lama berinteraksi dengan klien. Asuhan keperawatan yang diberikan pun sepanjang rentang sehat-sakit. Dengan demikian, perawat adalah pihak yang paling mengetahui perkembangan kondisi kesehatan klien secara menyeluruh dan bertanggung jawab atas klien. Sudah selayaknya jika profesi kesehatan lain meminta "izin" terlebih dahulu kepada perawat sebelum berinteraksi dengan klien. Hal yang sama juga berlaku untuk keputusan memulangkan klien. Klien baru boleh pulang setelah perawat menyatakan kondisinya memungkinkan. Walaupun program terapi sudah dianggap selesai, program perawatan masih terus berlanjut karena lingkup keperawatan bukan hanya pada saat klien sakit, tetapi juga setelah kondisi klien sehat.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Keperawatan merupakan sebuah ilmu dan profesi yang memberikan pelayanan kesehatan guna untuk meningkatkan kesehatan bagi masyarakat. Keperawatan sudah ada sejak manusia itu ada dan hingga saat ini Profesi keperawatan berkembang dengan pesat. Sejarah perkembangan keperawatan di Indonesia tidak hanya berlangsung di tatanan praktik, dalam hal ini layanan keperawatan, tetapi juga di dunia pendidikan keperawatan. pendidikan keperawatan memberi pengaruh yang besar terhadap kualitas layanan keperawatan. Karenanya, perawat harus terus meningkatkan kompetensi dirinya, salah satunya melalui pendidikan keperawatan yang berkelanjutan.

B. Saran
Dari kesimpulan yang ada maka kita sebagai perawat atau calon perawat harus terus meningkatkan kompetensi dirinya, salah satunya melalui pendidikan keperawatan yang berkelanjutan, sehingga kita tidak mengalami ketertinggalan dari keperawatan internasional.

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat A. Aziz Alimul. (2007). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan Eds 2. Salemba Medika: Jakarta

Asmadi.(2008).Konsep Dasar Keperawatan.Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta

Sabtu, 01 Oktober 2011

contoh pendahuluan makalah tentang hypervolemia

PENDAHULUAN.
LATAR BELAKANG.
Pada abad 21 ini banyak orang yang kurang mau mengenal tentang berbagai macam penyakit dan berbagai penyebab-penyebabnya termasuk penyakit hypervolemia , meskipun penyakit ini jarang terjadi tapi penyakit ini mengakibatkan penderitanya harus menjaga intake cairan dalam tubuhnya , bahkan bisa saja si penderita tidak boleh minum sama sekali , sehingga si penderita harus menggantungkan pada diuretik agar bisa mengeluarkan cairan dalam tubuhnya. Penyakit ini biasanya terjadi karena kecerobohan dari orang tersebut dalam mengkonsumsi natrium berlebihan .
PERMASALAHAN.
1. Apa pengertian tentang penyaki hypervolemia ?
2. Apa penyebab penyakit tersebut di derita ?

TUJUAN.
Tujuan ditulisnya makalah ini adalah :
1. Mengetahui tentang pengertian penyakit hypervolemia.
2. Mengetahui berbagai penyabab penyakit tersebut





mohon kritik dan sarannya ya temen2..................
kalo ada usulan silahkan komen ya.........................

Kamis, 29 September 2011

devinisi komunikasi

Dilihat dari jenis Interaksi dalam komunikasi, komunikasi dapat dibedakan atas tiga kategori yaitu komunikasi interpersonal, komunikasi kelompok kecil dan komunikasi publik.

Apa itu Komunikasi Interpersonal :
Komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi diantara seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya di antara dua orang yang dapat langsung diketahui balikannya. (Muhammad, 2005,p.158-159).
Menurut Devito (1989), komunikasi interpersonal adalah penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera (Effendy,2003, p. 30).
Komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal atau nonverbal. Komunikasi interpersonal ini adalah komunikasi yang hanya dua orang, seperti suami istri, dua sejawat, dua sahabat dekat, guru-murid dan sebagainya (Mulyana, 2000, p. 73)
Menurut Effendi, pada hakekatnya komunikasi interpersonal adalah komunikasi antar komunikator dengan komunikan, komunikasi jenis ini dianggap paling efektif dalam upaya mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang, karena sifatnya yang dialogis berupa percakapan. Arus balik bersifat langsung, komunikator mengetahui tanggapan komunikan ketika itu juga. Pada saat komunikasi dilancarkan, komunikator mengetahui secara pasti apakah komunikasinya positif atau negatif, berhasil atau tidaknya. Jika ia dapat memberikan kesempatan pada komunikan untuk bertanya seluas-luasnya (Sunarto, 2003, p. 13).

Klasifikasi Komunikasi Interpersonal
Redding yang dikutip Muhammad (2004, p. 159-160) mengembangkan klasifikasi komunikasi interpersonal menjadi interaksi intim, percakapan sosial, interogasi atau pemeriksaan dan wawancara.
a. Interaksi intim termasuk komunikasi di antara teman baik, anggota famili, dan orang-orang yang sudah mempunyai ikatan emosional yang kuat.
b. Percakapan sosial adalah interaksi untuk menyenangkan seseorang secara sederhana. Tipe komunikasi tatap muka penting bagi pengembangan hubungan informal dalam organisasi. Misalnya dua orang atau lebih bersama-sama dan berbicara tentang perhatian, minat di luar organisasi seperti isu politik, teknologi dan lain sebagainya.
c. Interogasi atau pemeriksaan adalah interaksi antara seseorang yang ada dalam kontrol, yang meminta atau bahkan menuntut informasi dari yang lain. Misalnya seorang karyawan dituduh mengambil barang-barang organisasi maka atasannya akan menginterogasinya untuk mengetahui kebenarannya.
d) Wawancara adalah salah satu bentuk komunikasi interpersonal di mana dua orang terlibat dalam percakapan yang berupa tanya jawab. Misalnya atasan yang mewawancarai bawahannya untuk mencari informasi mengenai suatu pekerjaannya.

Tujuan Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal mungkin mempunyai beberapa tujuan. Di sini akan dipaparkan 6 tujuan, antara lain ( Muhammad, 2004, p. 165-168 ) :

a. Menemukan Diri Sendiri
Salah satu tujuan komunikasi interpersonal adalah menemukan personal atau pribadi. Bila kita terlibat dalam pertemuan interpersonal dengan orang lain kita belajar banyak sekali tentang diri kita maupun orang lain.
Komunikasi interpersonal memberikan kesempatan kepada kita untuk berbicara tentang apa yang kita sukai, atau mengenai diri kita. Adalah sangat menarik dan mengasyikkan bila berdiskusi mengenai perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita sendiri. Dengan membicarakan diri kita dengan orang lain, kita memberikan sumber balikan yang luar biasa pada perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita.

b. Menemukan Dunia Luar
Hanya komunikasi interpersonal menjadikan kita dapat memahami lebih banyak tentang diri kita dan orang lain yang berkomunikasi dengan kita. Banyak informasi yang kita ketahui datang dari komunikasi interpersonal, meskipun banyak jumlah informasi yang datang kepada kita dari media massa hal itu seringkali didiskusikan dan akhirnya dipelajari
atau didalami melalui interaksi interpersonal.

c. Membentuk Dan Menjaga Hubungan Yang Penuh Arti
Salah satu keinginan orang yang paling besar adalah membentuk dan memelihara hubungan dengan orang lain. Banyak dari waktu kita pergunakan dalam komunikasi interpersonal diabadikan untuk membentuk dan menjaga hubungan sosial dengan orang lain.

d. Berubah Sikap Dan Tingkah Laku
Banyak waktu kita pergunakan untuk mengubah sikap dan tingkah laku orang lain dengan pertemuan interpersonal. Kita boleh menginginkan mereka memilih cara tertentu, misalnya mencoba diet yang baru, membeli barang tertentu, melihat film, menulis membaca buku, memasuki bidang tertentu dan percaya bahwa sesuatu itu benar atau salah. Kita banyak
menggunakan waktu waktu terlibat dalam posisi interpersonal.

e. Untuk Bermain Dan Kesenangan
Bermain mencakup semua aktivitas yang mempunyai tujuan utama adalah mencari kesenangan. Berbicara dengan teman mengenai aktivitas kita pada waktu akhir pecan, berdiskusi mengenai olahraga, menceritakan cerita dan cerita lucu pada umumnya hal itu adalah merupakan pembicaraan yang untuk menghabiskan waktu. Dengan melakukan komunikasi interpersonal semacam itu dapat memberikan keseimbangan yang penting dalam pikiran yang memerlukan rileks dari semua keseriusan di lingkungan kita.

f. Untuk Membantu
Ahli-ahli kejiwaan, ahli psikologi klinis dan terapi menggunakkan komunikasi interpersonal dalam kegiatan profesional mereka untuk mengarahkan kliennya. Kita semua juga berfungsi membantu orang lain dalam interaksi interpersonal kita sehari-hari. Kita berkonsultasi dengan seorang teman yang putus cinta, berkonsultasi dengan mahasiswa tentang mata kuliah yang sebaiknya diambil dan lain sebagainya.

Efektivitas Komunikasi Interpersonal
Efektivitas Komunikasi Interpersonal dimulai dengan lima kualitas umum yang dipertimbangkan yaitu keterbukaan (openness), empati (empathy), sikap mendukung (supportiveness), sikap positif (positiveness), dan kesetaraan (equality).( Devito, 1997, p.259-264 ).

1. Keterbukaan (Openness)
Kualitas keterbukaan mengacu pada sedikitnya tiga aspek dari komunikasi interpersonal. Pertama, komunikator interpersonal yang efektif harus terbuka kepada orang yang diajaknya berinteraksi. Ini tidaklah berarti bahwa orang harus dengan segera membukakan semua riwayat hidupnya.memang ini mungkin menarik, tapi biasanya tidak membantu komunikasi. Sebaliknya, harus ada kesediaan untuk membuka diri mengungkapkan informasi yang biasanya disembunyikan, asalkan pengungkapan diri ini patut.
Aspek keterbukaan yang kedua mengacu kepada kesediaan komunikator untuk bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang datang. Orang yang diam, tidak kritis, dan tidak tanggap pada umumnya merupakan peserta percakapan yang menjemukan. Kita ingin orang bereaksi secara terbuka terhadap apa yang kita ucapkan. Dan kita berhak mengharapkan hal ini. Tidak ada yang lebih buruk daripada ketidak acuhan, bahkan ketidaksependapatan jauh lebih menyenangkan.
Kita memperlihatkan keterbukaan dengan cara bereaksi secara spontan terhadap orang lain.
Aspek ketiga menyangkut “kepemilikan” perasaan dan pikiran (Bochner dan Kelly, 1974). Terbuka dalam pengertian ini adalah mengakui bahwa perasaan dan pikiran yang anda lontarkan adalah memang milik anda dan anda bertanggungjawab atasnya. Cara terbaik untuk menyatakan tanggung jawab ini adalah dengan pesan yang menggunakan kata Saya (kata ganti orang pertama tunggal).

2. Empati (empathy)
Henry Backrack (1976) mendefinisikan empati sebagai ”kemampuan seseorang untuk ‘mengetahui’ apa yang sedang dialami orang lain pada suatu saat tertentu, dari sudut pandang orang lain itu, melalui kacamata orang lain itu.” Bersimpati, di pihak lain adalah merasakan bagi orang lain atau merasa ikut bersedih. Sedangkan berempati adalah merasakan sesuatu seperti orang yang mengalaminya, berada di kapal yang sama dan merasakan perasaan yang sama dengan cara yang sama.
Orang yang empatik mampu memahami motivasi dan pengalaman orang lain, perasaan dan sikap mereka, serta harapan dan keinginan mereka untuk masa mendatang.
Kita dapat mengkomunikasikan empati baik secara verbal maupun non verbal. Secara nonverbal, kita dapat mengkomunikasikan empati dengan memperlihatkan (1) keterlibatan aktif dengan orang itu melalui ekspresi wajah dan gerak-gerik yang sesuai; (2) konsentrasi terpusat meliputi komtak mata, postur tubuh yang penuh perhatian, dan kedekatan fisik; serta (3) sentuhan atau belaian yang sepantasnya.

3. Sikap mendukung (supportiveness)
Hubungan interpersonal yang efektif adalah hubungan dimana terdapat sikap mendukung (supportiveness). Suatu konsep yang perumusannya dilakukan berdasarkan karya Jack Gibb. Komunikasi yang terbuka dan empatik tidak dapat berlangsung dalam suasana yang tidak mendukung. Kita memperlihatkan sikap mendukung dengan bersikap (1) deskriptif, bukan evaluatif, (2) spontan, bukan strategic, dan (3) provisional, bukan sangat yakin.

4. Sikap positif (positiveness)
Kita mengkomunikasikan sikap positif dalam komunikasi interpersonal dengan sedikitnya dua cara: (1) menyatakan sikap positif dan (2) secara positif mendorong orang yang menjadi teman kita berinteraksi. Sikap positif mengacu pada sedikitnya dua aspek dari komunikasi interpersonal. Pertama, komunikasi interpersonal terbina jika seseorang memiliki sikap positif terhadap diri mereka sendiri.
Kedua, perasaan positif untuk situasi komunikasi pada umumnya sangat penting untuk interaksi yang efektif. Tidak ada yang lebih menyenangkan daripada berkomunikasi dengan orang yang tidak menikmati interaksi atau tidak bereaksi secara menyenangkan terhadap situasi atau suasana interaksi.

5. Kesetaraan (Equality)
Dalam setiap situasi, barangkali terjadi ketidaksetaraan. Salah seorang mungkin lebih pandai. Lebih kaya, lebih tampan atau cantik, atau lebih atletis daripada yang lain. Tidak pernah ada dua orang yang benar-benar setara dalam segala hal. Terlepas dari ketidaksetaraan ini, komunikasi interpersonal akan lebih efektif bila suasananya setara. Artinya,, harus ada pengakuan secara diam-diam bahwa kedua pihak sama-sama bernilai dan berharga, dan bahwa masing-masing pihak mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan. Dalam suatu hubungan interpersonal yang ditandai oleh kesetaraan,
ketidak-sependapatan dan konflik lebih dillihat sebagai upaya untuk memahami perbedaan yang pasti ada daripada sebagai kesempatan untuk menjatuhkan pihak lain.kesetaraan tidak mengharuskan kita menerima dan menyetujui begitu saja semua perilaku verbal dan nonverbal pihak lain. Kesetaraan berarti kita menerima pihak lain, atau menurut istilah Carl rogers, kesetaraan meminta kita untuk memberikan ”penghargaan positif tak bersyarat” kepada orang lain.

Rabu, 28 September 2011

Hipovolemia

Dalam fisiologi dan kedokteran , hipovolemia (juga hipovolemia) adalah keadaan penurunan volume darah , lebih spesifik, penurunan volume plasma darah . Dengan demikian komponen intravaskular kontraksi volume (atau kehilangan volume darah akibat hal-hal seperti pendarahan atau dehidrasi), tetapi, karena juga adalah yang paling penting, hipovolemia dan kontraksi volume kadang-kadang digunakan secara sinonim.

Hipovolemia ditandai dengan garam (natrium) deplesi dan dengan demikian berbeda dari dehidrasi , yang didefinisikan sebagai hilangnya berlebihan air tubuh .
Penyebab umum dari hipovolemia yang dehidrasi , perdarahan , muntah, parah luka bakar dan obat vasodilator biasanya digunakan untuk mengobati hipertensi individu. Jarang, hal itu mungkin terjadi sebagai hasil dari donor darah , berkeringat,dan konsumsi alkohol. Hal ini juga umum selama operasi karena penggunaan anestesi, nihil-oleh-mulut, dan di- operasi pendarahan. Sebuah kista ovarium pecah terkait dengan (PCOS - sindrom ovarium polikistik) dapat menyebabkan perdarahan internal yang parah, menyebabkan syok hipovolemik.
Gejala klinis mungkin tidak hadir sampai 10-20% dari total seluruh volume darah yang hilang.

Hipovolemia dapat diakui oleh takikardia , tekanan darah berkurang, dan tidak adanya perfusi sebagaimana dinilai oleh tanda-tanda kulit (kulit menjadi pucat) dan / atau pengisian kapiler pada dahi , bibir dan bantalan kuku . Pasien mungkin merasa pusing, pingsan, mual, atau sangat haus. Tanda-tanda ini juga karakteristik dari sebagian besar jenis syok .

Perhatikan bahwa pada anak-anak, kompensasi dapat mengakibatkan tekanan darah tinggi meskipun artifisial hipovolemia. Anak-anak biasanya akan mengkompensasi (menjaga tekanan darah walaupun kehilangan volume darah) untuk jangka waktu lebih lama dari orang dewasa, tetapi akan memburuk dengan cepat dan sangat begitu mereka lakukan mulai decompensate. Ini adalah alasan lain (selain dari volume darah awal yang lebih rendah) yang bahkan kemungkinan perdarahan internal pada anak-anak harus hampir selalu ditangani secara agresif.

Juga mencari tanda-tanda jelas perdarahan eksternal sementara mengingat bahwa orang bisa berdarah sampai mati internal tanpa kehilangan darah eksternal.

Juga mempertimbangkan kemungkinan mekanisme cedera yang mungkin menyebabkan perdarahan internal seperti organ internal pecah atau memar. Jika dilatih untuk melakukannya dan situasi memungkinkan, melakukan survei sekunder dan memeriksa dada dan perut untuk nyeri, deformitas, menjaga, perubahan warna atau pembengkakan. Perdarahan ke dalam rongga perut dapat menyebabkan memar pola klasik tanda abu-abu Turner atau tanda Cullen .
Sebagian besar sumber menyatakan bahwa ada 4 tahap syok hipovolemik,Namun beberapa sistem lain yang ada dengan sebanyak 5 tahap.

Para 4 tahap kadang-kadang dikenal sebagai pementasan "Tenis" dari syok hipovolemik, sebagai tahap 4% volume kehilangan darah meniru nilai dalam permainan tenis:. 15, 15-30, 30-40, 40 Hal ini pada dasarnya sama seperti yang digunakan dalam mengklasifikasikan perdarahan oleh hilangnya darah.
Tahap 1
Sampai dengan 15% penurunan volume darah (750 ml)
Dikompensasi oleh penyempitan pembuluh darah tempat tidur
Tekanan darah dipertahankan
Tingkat pernapasan normal
Kulit pucat
Status mental yang normal kecemasan sedikit
Normal kapiler isi ulang
Urin normal

[ sunting ] Tahap 2

15-30% volume darah kerugian (750-1500 mL)
Cardiac output tidak dapat dipertahankan oleh penyempitan arteri
Takikardia> 100bpm
Peningkatan tingkat pernafasan
Tekanan darah dipertahankan
Peningkatan tekanan diastolik
Persempit pulsa tekanan
Berkeringat dari stimulasi simpatis
Sedikit cemas / Restless
Kapiler tertunda isi ulang
Urine output dari 20-30 ml / jam

[ sunting ] Tahap 3

30-40% volume darah kerugian (1500-2000 mL)
BP sistolik jatuh ke 100mmHg atau kurang
Klasik tanda-tanda syok hipovolemik
Ditandai takikardia> 120 bpm
Takipnea> 30 bpm
Penurunan tekanan sistolik
Perubahan status mental (kebingungan, kecemasan, agitasi)
Berkeringat dengan dingin, kulit pucat
Kapiler tertunda isi ulang
Urine output dari sekitar 20 mililiter / jam

[ sunting ] Tahap 4

Kerugian yang lebih besar dari 40% (> 2000 ml)
Takikardia ekstrem (> 140 ) dengan nadi lemah
Diucapkan takipnea
Sistolik secara signifikan menurunkan tekanan darah dari 70 mmHg atau kurang
Penurunan tingkat kesadaran, letargi, koma
Kulit berkeringat, dingin, dan sangat pucat (sekarat)
Absen kapiler isi ulang
Urin diabaikan
Hipovolemia kecil dari penyebab diketahui bahwa telah benar-benar dikontrol (seperti sumbangan darah dari seorang pasien sehat yang tidak menderita anemia) dapat diatasi dengan istirahat awal untuk sampai setengah jam. Cairan oral yang mencakup gula moderat dan elektrolit yang dibutuhkan untuk mengisi ion natrium habis. Selanjutnya saran untuk donor adalah untuk makan makanan padat yang baik dengan protein untuk beberapa hari berikutnya. Biasanya, ini akan melibatkan volume cairan kurang dari satu liter , meskipun hal ini sangat tergantung pada berat badan. Orang yang lebih besar dapat mentolerir kehilangan darah sedikit lebih dari orang kecil.
Hipovolemia yang lebih serius harus dinilai oleh dokter.
pertolongan pertama

Perdarahan eksternal harus dikontrol oleh tekanan langsung. Jika tekanan langsung gagal, tourniquet harus digunakan dalam kasus perdarahan yang tidak dapat dikontrol oleh tekanan langsung. Jika dibiarkan selama lebih dari 8 jam, penggunaan tourniquet dapat membunuh semua jaringan di bawah ini aplikasi pada anggota badan, membuat amputasi diperlukan.

Militer AS sekarang menunjukkan menerapkan tourniquet ke ekstremitas perdarahan pertama, karena tekanan langsung biasanya tidak menghentikan pendarahan. Teknik lain seperti elevasi dan titik-titik tekanan biasanya gagal sepenuhnya.

Jika pertolongan pertama perdarahan internal yang penyedia mengakui ukuran hidup menabung untuk mengambil adalah untuk segera meminta bantuan darurat.
Bidang perawatan

Oksigen darurat harus segera digunakan untuk meningkatkan efisiensi suplai darah yang tersisa pasien . Intervensi ini dapat menyelamatkan nyawa .

Penggunaan cairan intravena (infus) dapat membantu kompensasi untuk volume cairan yang hilang, tetapi cairan IV tidak dapat mengangkut oksigen dalam cara bahwa darah bisa, bagaimanapun pengganti darah sedang dikembangkan yang dapat. Infus koloid kristaloid atau IV juga akan mencairkan cairan faktor pembekuan dalam darah, meningkatkan risiko perdarahan. Ini adalah praktek terbaik saat ini untuk memungkinkan hipotensi permisif pada pasien yang menderita syok hipovolemik baik untuk memastikan faktor-faktor pembekuan tidak terlalu diencerkan tetapi juga untuk menghentikan tekanan darah yang artifisial diangkat ke titik di mana ia "pukulan mematikan" gumpalan yang telah terbentuk.

Rumah Sakit pengobatan

Jika hipovolemia itu disebabkan oleh obat-obatan, administrasi penangkalnya mungkin sesuai tetapi harus hati-hati dipantau untuk menghindari kejutan atau munculnya pra-kondisi yang ada .

Penggantian cairan yang bermanfaat dalam hipovolemia tahap 2, dan diperlukan dalam tahap 3 dan 4. transfusi darah ditambah dengan perbaikan bedah adalah pengobatan definitif untuk hipovolemia yang disebabkan oleh trauma . Lihat juga diskusi tentang kejutan dan pentingnya memperlakukan kejutan reversibel sementara itu masih bisa dimentahkan.

Untuk pasien yang mengalami syok hipovolemik di rumah sakit penyelidikan berikut akan dilakukan:

Tes darah: U + Es/Chem7, DPL, Glukosa, Cross-pertandingan
Vena Tengah Line / Tekanan Darah
Arteri Line / Gas Darah Arteri
Pengukuran urin (melalui kateter kemih)
Tekanan darah
Saturasi Oksigen SpO2

Intervensi berikut akan dilakukan:

IV akses
Oksigen yang dibutuhkan
Bedah perbaikan pada lokasi perdarahan
Inotrope terapi ( Dopamin , Noradrenalin )
Plasma beku segar / darah secara keseluruhan
Hipovolemia secara historis disebut desanguination (dari bahasa Latin sanguis, darah), yang berarti kehilangan besar darah. Istilah ini banyak digunakan oleh Hippocrates dalam pengobatan tradisional dipraktekkan dalam peradaban Yunani-Romawi dan di Eropa selama Abad Pertengahan. Kata itu mungkin digunakan untuk menggambarkan kurangnya kepribadian (oleh kematian atau kelemahan) yang sering terjadi setelah seseorang mengalami perdarahan atau kehilangan darah masif.

Dalam kasus di mana hilangnya volume darah jelas disebabkan oleh perdarahan (sebagai lawan, misalnya, dehidrasi), kebanyakan praktisi medis dari sekarang lebih suka istilah exsanguination untuk kekhususan yang lebih besar dan descriptiveness, dengan efek bahwa istilah yang terakhir ini sekarang lebih umum dalam konteks yang relevan.
Dalam The Simpsons "episode Feud Darah "(7F22: Season 2, Episode 22), C. Luka bakar Montgomery menderita serangan hipovolemia, dijelaskan oleh Dr Julius Hibbert sebagai "hypohemia, 'darah rendah' ​​berarti"; penulis menciptakan istilah yang kedua menyindir proliferasi istilah medis untuk kondisi yang kompleks dengan mudah describable dalam bahasa Inggris. Para penulis menggunakan akar yang sama terjadi pada elemen pertama dan terakhir dari hipovolemia, dengan menambahkan h menjadi transliterasi dari napas tanda ditempatkan di atas awal alpha dari akar kata Yunani - [h] Tujuan-ketika elemen yang terjadi pada awal kata atau (dalam kata-kata bahasa Inggris yang diciptakan dari akar Yunani, tetapi tidak dalam Yunani klasik ) setelah sebuah elemen yang berakhir dengan vokal.

Dalam film horor Saw V , dua korban masing-masing dipaksa untuk memberikan 5 liter AS (2370 mL) darah, menghasilkan gejala nyata terlihat dari hipovolemia.

hypervolemia

Hipervolemia: Sebuah peningkatan abnormal dalam volume darah atau, tegasnya, peningkatan abnormal dalam volume darah plasma . Dari hiper- + Volume + emia (darah).
Hipervolemia, atau cairan yang berlebihan, adalah kondisi medis di mana ada terlalu banyak cairan di dalam darah.
HIPERVOLEMIA dapat terjadi ketika pasien menerima penggantian cairan yang berlebihan atau enema keran air atau berulang, lebih jarang, lebih dari minuman cairan dieliminasi. Karakteristik kelebihan volume cairan termasuk pembengkakan yang jelas, lokal atau umum, berat badan, kongesti paru dengan sesak napas yang menyertainya, ortopnea, dan suara nafas abnormal, sebuah asupan cairan lebih besar dari output; distensi vena leher, dan perubahan dalam vena sentral dan arteri pulmonalis tekanan.
, Kelebihan volume cairan (FVE) mengacu pada perluasan isotonik dari CES yang disebabkan oleh retensi air dan natrium yang abnormal dalam proporsi yang kurang lebih sama dimana mereka secara normal berada dalam CES.
Penyebab kelebihan volume cairan mungkin berhubungan dengan kelebihan cairan biasa atau penurunan fungsi dari mekanisme homeostatis yang bertanggung jawab untuk mengatur keseimbangan cairan. Faktor – faktor penyebab dapat termasuk gagal jantung kongestif, gagal ginjal dan sirosis hepar. Pemberian cairan yang mengandung natrium secara berlebihan. Masukan garam meja (natrium klorida) yang berlebihan atau natrium lain juga meningkatkan kecenderungan akan kelebihan cairan.

Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis dari FVE berasal dari perluasan partemen CES dan termasuk edema, distensi vena leher, dan krakels (bunyi paru yang abnormal). Manifestasi lain dari kelebihan volume cairan termasuk takikardia, peningkatan tekanan darah, tekanan nadi, dan tekanan vena sentral, peningkatan berat badan, peningkatan haluaran urin, dan napas pendek dan mengi.

Evaluasi Diagnostik
Data laboratorium yang bermanfaat dalam diagnosa FVE termasuk BUN dan tingkat hematokrit. Dengan adanya FVE, kedua nilai ini mungkin menurun kare na dilusi plasma.
Natrium urin akan meningkat jika ginjal mencoba mengekskresikan volume yang berlebihan. Rongent dada mungkin menunjukkan kandungan pulmonal. Hipervolemia terjadi jika aldosteron terstimulasi secara kronis (y.i.., sirosis, gagal jantung kongestif, dan sindroma nefrotik), karena itu natrium urin tidak akan meningkat dalam keadaan ini.

Penatalaksanaan
Diuretik. Diuretik diresepkan jika pembatasan diet natrium saja tidak cukup untuk mengurangi edema dengan mencegah reabsorpsi natrium dan air oleh ginjal. Pilihan diuretik didasarkan pada keparahan keadaan hipervolemik, tingkat kerusakan fungsi renal , dan kepatenan diuretik.
Modalitas Pengobatan Lainnya Hemodialisis atau dialisis peritoneal dapat dilakukan untuk membuang sampah nitrogen dan mengendalikan keseimbangan kalium dan asam basa, dan untuk membuang natrium dan cairan.
Diet Pembatasan Natrium. Pengobatan FVE biasanya mencakup pembatasan natrium pada diet. Diet harian rata – rata yang tidak dibatasi natrium mengandung 6 sampai 15 gr, sedangkandiet rendah natrium rentangnya dapat mulai dari pembatasan ringan sampai serendah 250 mg natrium per hari, bergantung kebutuhan pasien.

Pengkajian Keperawatan
Penting artinya untu mengkaji bunyi napas dengan interval yang teratur pada pasien beresiko, terutama jika cairan perenteral sedang diberikan. Perawat memantau tingkat edema pada bagian tubuh terutama yang tergantung, seperti kaki dan pergelangan kaki pada pasien yang dapat berjalan dan daerah sakral pada pasien yang tirah baring.

Intervensi Keperawatan
Mencegah FVE. Dianjurkan ketaatan pada diet yang diberikan. Pasien diberi instruksi untuk menghindari obat – obatan yang dijual bebas tanpa menanyakannya terlebih dahulu pada pemberi pelayan kesehatan, karena substansi ini mungkin mengandung natrium.
Mendeteksi dan Mengendalikan FVE. Mendeteksi FVE merupakan hal penting yang utama sebelum kondisi menjadi krisis. Intervensi termasuk memberikan istirahat, membatasi natrium, memantau terapi cairan parenteral, dan memberikan obat yang sesuai.